Sabtu, 07 Mei 2016

Masa Depan Wisata Bojonegoro


Masa depan wisata Bojonegoro adalah sesuatu yang mutlak menjadi tanggung jawab kita bersama. Generasi ini memiliki tanggungjawab untuk memikul bagaimana wisata Bojonegoro di masa yang akan datang menjadi berkembang bahkan maju pesat dibanding daerah sekitarnya. Meski kita tahu bersama bahwa sebenarnya Bojonegoro adalah daerah yang “miskin” potensi wisata alam sehingga hal itu yang menjadi tantangan tersendiri bagi kita.

Akhir-akhir ini telah ditemukan potensi-potensi destinasi wisata alam dan buatan baru diantaranya, wisata antas angin di Kecamatan Sekar, wisata bendungan gerak dan kebun blimbing di Desa Ringin Rejo, Waduk Pacal di Kecamatan Temayang, air terjun Desa Krondonan Kecamatan Temayang, dsb. Sementara yang lama seperti wisata api abadi Kayangan Api masih tetap eksis dengan penggemarnya tersendiri. Ada juga lokasi wisata buatan baru semacam water park dan lain-lain yang sedang dalam penggarapan, yaitu Go Fun. Wisata buatan yang konon dimiliki oleh Pengusaha Loesianto Handoko ini berlokasi di Jl. Lisman atau tepatnya di depan terminal Bojonegoro. Namun, dari beberapa destinasi wisata tersebut, dampak dari kehadiran wisata Bojonegoro itu dirasa kurang bagi masyarakat. Idealnya, kehadiran wisata Bojonegoro harus memberi manfaat multiplier effect di tengah-tengah masyarakat untuk mendongkrak keadaan sosial ekonomi menjadi lebih baik terutama penduduk sekitar lokasi wisata.

Dengan fakta diatas lantas apa yang harus kita perbuat? Apakah kita harus duduk diam dan menyerah kalah? Tentu tidak semudah itu. Kita harus bertekad untuk kita keluar dari “kutukan” wisata itu. Sebenarnya kita masyarakat Bojonegoro bisa membuat wisata buatan lain yang dapat memberi dampak yang luar biasa bagi peningkatan kunjungan wisata Bojonegoro. Salah satunya adalah wisata taman dan kebersihan. Apakah itu?

Wisata Taman
Kegetolan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro melalui Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kabupaten Bojonegoro yang dikomandani oleh Dra.NURUL AZIZAH, MM untuk menambah kuantitas dan kualitas taman dan ruang terbuka hijau di Bojonegoro dewasa ini patut diapresiasi. Keteduhan dan keindahan alun-alun Bojonegoro serta kehadiran Taman Rajekwesi di eks lahan terminal lama menjadi wujud kepedulian Pemerintah untuk memberi ruang publik bagi warganya. Namun apakah hanya berhenti sampai di situ? Tentu tidak. Masyarakat sendiripun harus ikut terlibat aktif dalam mewujudkan wisata Bojonegoro khususnya wisata taman ini. Bagaimana caranya?


1. Masyarakat ikut terlibat aktif dalam merawat dan menjaga
DKP selama ini telah menanam pohon bunga di pot-pot di sepanjang trotoar di Kota Bojonegoro dan saya seringkali melihat pohon-pohon bunga tersebut kurang terurus dengan maksimal atau bahkan terlihat banyak seperti hidup enggan matipun tak mau. Penyebabnya macam-macam. Apakah karena dana perawatan dari Pemerintah yang minim sehingga biaya untuk pemupukan kurang atau justru tangan-tangan jahil orang-orang yang tidak bertanggungjawab ikut ambil bagian. Entahlah. Tetapi justru disitulah peluang masyarakat untuk bisa terlibat aktif di dalamnya. Hemat saya, jika pemilik bangunan atau lahan yang terdekat dimana tanaman tersebut ada mau sadar dan perduli untuk merawat serta menjaganya maka dapat dibayangkan betapa rimbun, asri dan sejuknya Kota Bojonegoro. Ini bisa merubah image Bojonegoro Kota yang panas dan gersang menjadi Kota yang asri, sejuk, serta cantik dan ujung-ujungnya akan mendongkrak kunjungan wisata ke Bojonegoro.

2. Masyarakat ikut terlibat aktif menanam dan mempercantik lingkungan rumahnya
Perlunya masyarakat ikut mengasri-hijaukan lingkungan rumahnya merupakan sesuatu yang mutlak. Selain memberi pemandangan yang segar di lingkungan sekitar tempat tinggal, juga akan memberi dukungan produksi oksigen yang tidak sedikit bagi paru-paru kita. Ya, masyarakat juga perlu untuk ikut aktif menanam dan mempercantik lingkungan rumahnya dengan aneka tanaman, baik itu tanaman produktif buah-buahan dan sayur-sayuran maupun tanaman berupa bunga dan perdu.

Wisata Kebersihan
Keasrian, kesejukan dan keindahan taman serta tanaman akan menjadi hal yang sia-sia jika masyarakat tidak ikut terlibat aktif dalam menjaga kebersihan. Memang selama ini sudah ada pasukan kuning dari DKP Bojonegoro yang dengan setia dan sabar membersihkan sampah yang berserakan dengan ferkuensi dua hari dalam sehari, namun jika kita tidak ikut serta terutama dalam mengubah sifat dan perilaku kita dalam membuang sampah maka semua akan menjadi sulit terwujud. Membuang sampah pada tempatnya, pengurangan penggunaan kantong plastik, memilah sampah organik-anorganik semenjak dari rumah, pemanfaatan sampah organik sebagai kompos, dan daur ulang sampah menjadi barang yang berguna merupakan wujud partisipasi kita dalam pengelolaan sampah. Tentu semua tidak semudah kita membalikkan telapak tangan. Perlu himbauan Pemerintah yang terus menerus dan kesadaran kita sebagai orang yang merasakan secara langsung jika sampah tidak dikelola dengan baik. Pengalaman Kabupaten Bandung di Sungai Cikapundungnya yang dipenuhi sampah merupakan bukti nyata, bahwa jika kita lalai menjaga kebersihan dari sampah maka akan dapat merugikan diri kita dan lingkungan kita sendiri.

Dari dua hal sederhana diatas coba mari bayangkan sejenak. Dengan keasrian Bojonegoro tersebut, akan menjadi tujuan kedatangan orang-orang dari daerah sekitar untuk ikut sekedar ngadem atau dengan tujuan-tujuan lain. Atau tidak mustahil Bojonegoro menjadi rujukan kajian Kabupaten/ Kota se-Indonesia dalam menghijau-asrikan kota. Tak heran jika nantinya akan banyak rombongan peserta studi-studi banding dari Pemerintah-pemerintah se-Indonesia yang datang berkunjung. Asalkan Pemkab memberi syarat menginap di Bojonegoro bukan tak mungkin dampak sosial-ekonominya akan terasa di masyarakat. Hotel-hotel akan terisi, pusat-pusat kuliner Bojonegoro dan oleh-oleh akan laku, pengrajin batik akan dibanjiri pengunjung dan orderan, tukang becak pun laku, dan lain sebagainya. Mimpi akan dampak wisata Bojonegoro itu akan menjadi nyata.

Sekarang, semuanya menunggu respon kita. Apakah kita mau, atau justru apatis dan berpangku tangan menunggu Pemerintah saja yang bertindak. Mari kita pikul bersama di pundak kita masa depan wisata Bojonegoro. Dua hal sederhana yang memilik dampak yang tidak sederhana untuk mewujudkan Bojonegoro semakin matoh. Ayo!

1 komentar:

  1. saya setuju dngn pendapat anda.kalo kota bojonegoro bersih dan indah maka akan banyak orang yg datang ke bjn.dan dampaknya bisa warga kota bjn.tp pertanyaanya knp pembangunan hanya berpusat di bjn kota saja.knp desa2 di anak tirikan.akhirnya nanti yg di terjadi wajah kota bjn tambah cantik tp wajah desanya ttp bopeng dan merana.aku berharap pembangunan di bjn bisa merata ke seluruh pelosok bjn.

    BalasHapus